Kamis, 22 Oktober 2009
Henoch-Schönlein purpura
Penyebab penyakit ini, sampai saat ini masih belum diketahui meskipun sering di dahului dengan infeksi pernafasan. Infeksi kuman streptokokus telah dikaitkan tetapi organism lainseperti adenovirus, parvovirus, and mycoplasma juga telah dilaporkan mendahului HSP. Peningkatan insiden pada musim dingin dan spring mendukung adanya pencetus infeksi pada individu yang rentan.
Kriteri The American College of Rheumatology 1990 untuk klasifikasi HSP bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria diagnostic agar dapat membedakan HSP dari penyakit vasculitic lainya. Empat kriteria telah diidentfikasi, dimana 2 kriteia diperlukan untuk diagnostinya yaitu :
• Umur < 20 tahun pada onsetnya
• Purpura yang dapat dipalpasi
• "bowel angina" (nyeri menyeluruh pad perut atau bowel ischaemia
biasanya dengan diare berdarah)
• Dibuktikan dengan biopsi tampak adanya granulocytes pada dinding
Arteri atau vena.
Diagnosis HSP selalu dibuat setelah gambaran klasik rash yang terutama muncul pada permukaan extensor dan mungkin adanya urticaria atau purpura. Keterlibatan sendi terjadi pada 60-84% kasus dan biasanya muncul pada pergelangan kaki dan lutut. Ini sering merupakan bagian yang tidak terantisipasi pada awal penyakit. Penyakit gastrointestinal terjadi mencapai 76% dari pasien bervariasi mulai dari bersifat kolik nyeri abdominal, mual, muntah sampai perdarahan usus, intussusception, pancreatitis, dan hydrops kandung empedu. Ada peningkatan resiko untuk terjadinya penyakit ginjal pada mereka-mereka yang buang air besar berdarah.
Laporan insiden penyakit ginjal bervariasi antara 20-100%. Pada 80% mereka yang terkena penyakit ginjal muncul pada empat minggu pertama sakit. Sisanya kebanyakan terjadi pada setelah dua bulan meskipun beberapa lebih jauh lama. Hematuria dengan atau tanpa proteinuria adalah paling sering pada gagal ginjal. Acute nephritis syndrome mungkin berhubungan dengan insufisiensi ginjal, sindroma nefrortik, atau keduanya. Hipertensi mungkin berhubungan dengan nefritis akut tetapi juga dilaporkaan pada tidak adanya abnormalitas pada urine.
Manifestasi cerebral antaranya kejang, kelemahan atau koma adalah tidak lazim, tetapi pernah dilaporkan. Keterlibatan serebral yang ringan termasuk adanya nyeri kepala mungkin terjadi sebanyak sepertiga kasus, dan ini bisa bersamaan dengan abnormalitas electroencephalogram. Keterlibatan scrotum adalah tidak lazim dan kadang-kadang tampak seperti torsio testikuler, yang harus di singkirkan. Manifestasi yang lain adalah cholecystitis and myocardial infarc. Penyakit paru interstitial dengan melemahnya kapasitas difusi paru telah dilaporkan meskipun secara klinis tidak signifikan.
Referensi.
E J Tizard, 1999. Henoch-Schönlein purpura Archives of Disease in Childhood 1999;80:380-383; doi:10.1136/adc.80.4.380
Rabu, 21 Oktober 2009
nikel dan leukemia
Pengaruh logam berat terutama nikel terhadap terjadinya kanker pada anak-anak termasuk nikel telah banyak di teliti oleh para ilmuwan. Dalam sebuah penelitian di Cina menunjukan hubungan tersebut.
Hasil terebut dipublikasikan sebagai berikut. Key words: 8-hydroxy-2′-deoxyguanosine; biomarker; heavy metals; leukaemia; nickel
8-hydroxy-2′-deoxyguanosine (8-OHdG), adalah sebuah nukleosid oksida dari DNA, tidak hanya secara luas dipakai sebagai biomarker untuk penghitungan kerusakan DNA akibat proses oksidatif endogen tetapi juga untuk faktor risiko terhadap beberapa penyakit termasuk terjadinya kanker. Paparan terhadap logam mempunyai peran penting dalam kerusakan DNA oksidatif pada anak-anak. Bagaimanapun, beberapa penelitian tentang 8-OHdG dan logam padaa urine telah dilakukan pada anak-anak dengan leukemia akut.
Pada penelitian ini, nikel dan 8-OHdG urine di uji pada 116 anak-anak dengan leukemia akut (94 acute lymphoid leukaemia [ALL] and 22 acute myeloid leukaemia [AML]) dan 51 anak sehat sebagai kontrol. Hasilnya menunjukan bahwa kadar nikel urine pada pasien leukemia akut (ALL: 68.40 ± 133.98, AML: 41.48 ± 76.31 ng/mg creatinine) adalah signifikan lebih tinggi dari pada kontrol (62.47 ± 124.90 vs 17.63 ± 46.17 ng/mg creatinine, P < 0.05).
Senada dengan hal di atas, kadar pretherapy pada urine 8-OHdG pada pasien (ALL: 11.83 ± 16.23, AML:12.36 ± 11.36 ng/mg creatinine) signifikan meningkat dibandingkan dengan kontrol (11.92 ± 15.42 vs 4.03 ± 4.70 ng/mg creatinine, P < 0.05). lebih lanjut, kadar urine 8-OHdG dan Ni menunjukan hubungan lemah tapi significan dengan peningkatan risiko leukemia anak-anak. Penelitian yang ada memberi kesan bahwa Ni mungkin sebagai faktor etiologi untuk anak-anak terhadap terjadinya leukemia akut melalui kerusakan DNA oksidatif.
Key words: 8-hydroxy-2′-deoxyguanosine; biomarker; heavy metals; leukaemia; nickel
Referensi.
Urinary level of nickel and acute leukaemia in Chinese children
Y Yang1, XM Jin2, CH Yan1, Y Tian1,3, JY Tang2 and XM Shen1. Toxicology and Industrial Health 2008; 24: 603–610.
III. FILSAFAT DAN PROFESI KEDOKTERAN(1)
Dalam rangka memahami lebih banyak tentang hukum kesehatan, perlu mempelajari lebih dahulu sejarahnya. Tetapi sejarah hukum kesehatan itu sendiri juga tidak dapat dipisahkan dari sejarah dan perkembangan kesehatan, sehingga karenanya diperlukan ulasan terbatas mengenai sejarah tersebut, setidak-tidaknya tentang upaya manusia dalam rangka menanggulangi penyakit. Dan tentunya upaya tersebut amat tergantung pada tingkat pemahaman masyarakat tentang proses terjadinya suatu penyakit. Comte merupakan filosof beraliran positivisme yang menyatakan bahwa jaman teologis: manusia percaya bahwa di belakang kejadian-kejadian alam ada kuasa-kuasa atas kodrati yang mengatur kejadian-kejadian itu (animisme, politeisme, monotoisme), jaman metafisik: Kuasa-kuasa atas kodrati diganti dengan ide-ide dan prinsip-prinsip abstrak, jaman positif: Jaman yang tertinggi bahwa manusia membatasi diri pada fakta-fakta yang ditemukan. Pada awalnya masyarakat menganggap penyakit sebagai misteri sehingga tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan secara benar tentang mengapa suatu penyakit menyerang seseorang dan tidak menyerang lainnya. Pemahaman yang berkembang pada masa-masa itu selalu saja dikaitkan dengan kekuatan yang bersifat supranatural. Penyakit dianggap sebagai hukuman Tuhan atas orang-orang yang melanggar hukum-Nya atau disebabkan oleh perbuatan roh-roh jahat yang berperang melawan Dewa pelindung manusia. Oleh karena itu penyembuhannya pun hanya dapat dilakukan oleh para pendeta melalui doa atau upacara pengorbanan. Pandangan dan pemahaman seperti itulah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “œpriestly medicine” di mana pada era itu profesi kedokteran menjadi monopoli kaum pendeta. Mereka merupakan kelompok masyarakat tertutup, yang mengajarkan ilmu kesehatan hanya di kalangan mereka sendiri serta merekrut siswanya dari golongan atas. Mereka memanfaatkan keuntungan berorganisasi dan berkodifikasi (kewenangan membuat undang-undang sebab para dokter juga dipercayai sebagai wakil Tuhan untuk membuat undang-undang di muka bumi) guna mempertahankan ketertutupan serta imag superioritas mereka. Undang-undang yang mereka buat yang memberi ancaman hukuman berat, misalnya hukuman potong tangan bagi seseorang yang melakukan pekerjaan dokter dengan menggunakan metode yang menyimpang dari buku-buku yang ditulis sebelumnya, menyebabkan orang enggan memasuki profesi ini. Salah satu contoh dari model dokter era ”œpriestly medicine” adalah Imhotep tidak saja dipercayai sebagai dokter, tetapi juga sebagai pendeta dan ahli hukum yang bertugas menyampaikan hukum Tuhan. Hanya saja Imhotep sangat berbeda dengan dokter pada umumnya mempunyai pemikiran yang lebih maju serta berhasil meletakkan landasan moral bagi pelaksanaan profesi kedokteran sehingga namanya terus dikenang sebagai Bapak Kedokteran Mesir hingga kini. Mesir memang merupakan negeri yang sejak 2000 tahun sebelum Masehi tidak hanya maju dalam bidang kedokteran, tetapi juga dikenal sebagai negeri yang sudah memiliki hukum kesehatan. Dari papirus yang ditemukan membuktikan bahwa negeri ini sudah memiliki undang-undang kesehatan yang rapi, yang hampir sama baiknya dengan undang-undang kesehatan sekarang.
Senin, 19 Oktober 2009
Sejarah Penyakit Rematik Pada Anak-Anak
PENYAKIT REMATIK PADA ANAK-ANAK
Penyakit rematik adalah penyakit multisistemik kronik yang manifestasi kliniknya berupa inflamasi akut dan kronik pada jaringan penunjang ▬yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal▬, pembuluh darah dan kulit. Mulai dari arthritis yang terbatas pada satu sendi sampai inflamasi luas pada sendi, otot, kulit, pembuluh darah dan organ-organ khusus seperti mata, paru, otak dan sumsum tulang. Penyakit –penyakit yang mirip dengan arthritis kronik telah di identifikasi di tulang belakang mumi mesir prasejarah kira-kira 8000 tahun sebelum masehi, sedangkan ankilosingspondilitis mungkin paling tua dalam kelompok penyakit reumatik, juga telah didokumentsikan di eropa tengah. Arthritis rematik mungkin lebih dahulu ada, paling tidak di eropa, dimana pertamakali di gambarkan secara klinis pada abad ke-19, meskipun telah di tulis lebih awal diantara aborigin Amerika Utara. Penyakit rematik terdistribusi luas, meskipun ada perbedaan dalam frekuensi beberapa penyakit dalam kelompok ras. Karena umur onset yang awal dari beberapa penyakit reumatik pada anak-anak, juga kronisitasnya, penyakit-penyakit rematik menyumbangkan masalah yang penting dalam masyarakat.
Selasa, 13 Oktober 2009
scurvy (4)
Elevasi periosteum dan pemisahan epifisis relatif spesifik untuk scurvy sedangkan adanya osteopororsis tidak spesifik.reaksi periosteal lebih umum pada shipilis dari pada scurvy sama-sama ada metafisial beaking tapi pada shipilis tidak ada metafisis line yang radioopak.
Costochondral beading lebih sering pada riket dari pada scurvy
Skull-marrow hyperplasia lebih sering pada anemia hemolitik atau anemia karena parasit.
F. Gambaran radiologi foto
Pada foto ini terdapat gambaran subperioteal hemoragi ground-glass osteopenia, Trümmerfeld zone, Pelkan spurs.
Dalam foto ini terdapat gambaran ground glas osteopenia pada ektremitas, peningkatan dan penurunan opasitas metafisis line (Trümmerfeld zone), pertumbuhan ke lateral dari zona kalsifikasi metafisis dan elevasi periosteum dan membentuk metaphyseal beaks disebut Pelkan spurs.
Pada foto ini terdapat gambaran subperioteal hemoragi ground-glass osteopenia, Trümmerfeld zone, Pelkan spurs.
Referensi
Bradley S Buckler, MD, Anjali P. Scurvy: Differential Diagnoses & Workup, Fellow in Neonatal-Perinatal Medicine, Medical College of Georgia.
Chudgar P,MD. Scurvy. www.Pediatriconcall.com
Naneria V. Paediatric Radiology, vnaneria@vsnl.com
Solaman,Warwick,Nayagam, Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, Eight
Edition,Oxford University Press inc. New York,2001.
Stein,jay H “ascorbic Acid deficiency” in internal medicine st. Louis Mosby, 1998
Kurniasih T, Scurvy, MSPPDS IKA
Senin, 12 Oktober 2009
scurvy (3)
Pada pasien yang menderita scurvy, hasil pemeriksaan foto rontgen didapatkan gambaran:
Frankl line : adalah gambaran garis dense pada ujung pertumbuhan metafisis dalam zona kalsifikasi, terjadi karena peningkatan opasitas di distal diaphysis sedangkan zona di bawahnya opasitasnya menurun. Penebalan ini disebut Frankel line
Wimberger’r ring: adalah gambaran peningkatan opasitas di sekitar pusat penulangan epifisis tulang panjang. Epifisis tipis dikelilingi dengan tepi tajam, sklerotikrim. Tampak sebagai gambaran sirkuler bayangan opak melingkari pusat penulangan spifisis. Dihasilkan oleh perdarahan atau pertumbuhan yang cepat.
Trummerfeld zone : adalah gambaran garis radiolusen menyilang di bawah zona kalsifikasi. Garis metafisis menyilang meningkat dan menurun opasitasnya di sisi diafisis daril Frankel line (perubahan sekunder karena sedikitnya trabekula) disebut Trümmerfeld zone. Asal dari hal ini berhubungan dengan kompensasi vascular, sama dengan peningkatan densitas pada avaskuler nekrosis.
Pelkan’s spur: adalah adanya gambaran pertumbuhan berlebih di marginal. Pertumbuhan ke lateral dari zona kalsifikasi metafisis dan elevasi periosteal disebut pelkan spurs
Corner sign: adalah gambaran yang tampak seperti infrak subfisis
Subperiosteal hemorrhage: Pembengkakan karena subperiosteal hemoragi, pemisahan metafisis plate dari diafisis, epifisis clefts dan malalignment dari metafisis. Subperiosteal hemorrhages tampak hanya pada proses penyembuhan scurvy menghasilkan pemisahan epiphyseal. Hilangnya scurvy line merupakan manifestasi sisa doble line osifikasi pada tempat aktivitasnya
Selain gambaran radiologis dia atas juga didapatkan gambaran lain seperti:
• Penipisan kortek seperti pencil point kortek dan penurunan radioopasitas menghasilkan gambaran transparan seperti jam pasir disebabkan karena osteopenia.
• Pada Costochondral junctions dari vertebra thoracic 6 atau 8 melebar. Hal ini berhubungan dengan fraktur pada zona kalsifikasi selama respirasi normal. Costochondral junctions menumpul dan halus , knobby, and steplike. Pembesaran costochondral junctions mirip pada rickets.
• Zona proliferasi kartilago rusak menghasilkan spikula dari metafisis ke epifisis plate.
• Zona kalsifikasi menebal dan meluas yang tampak sebagai radiopaque metaphyseal band. Di bawah zona ini ada zona yang sedikit sekali trabekula, yang tampak radiolucent. Steplike lateral projection di temukan pada epiphyseal line pada pasien yang berat.
• Perubahan radiologic pada Scorbut lebih berat pada extremitas bawah, sebaliknya pada rickets lebih berat pada extremitas atas.
• Perubahan pada cranium menghasilkan a porotic hyperostosis (“hair-on-end” appearance) or crew-cut appearance karena hyperplasia sekunder sumsum tulang. Tetapi tidak ada Sphenoid porosity
IV. FILSAFAT ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN(2)
Kisah di atas menggambarkan hubungan antara dokter dan pasien. Sering dikatakan bahwa hubungan dokter-pasien yang baik perlu untuk berhasilnya suatu pengobatan. Namun terkadang menjadi pertanyaan, bagaimana sebenarnya hakekat hubungan dokter—pasien itu ? Kita ketahui bahwa dokter punya kekuasaan atas pasiennya, tapi bagaimana bentuk kekuasaan itu ? Dan bagaimana dokter memperoleh kekuasaan tsb ? Dengan sangat menarik Humphry Osmond membahasnya dalam tulisannya God and the Doctor (N Engl J Med 1980; 302 : 555-8).
Sejak jaman dulu pasien memang sering menggerutu pada dokter. Plato, misalnya, melontarkan dua kritik mengenai kedokteran. Pertama, mengapa dokter mengobati budak-budak belian secermat dia mengobati orang yang bebas atau ahli-ahli filsafat ? Kedua, mengapa dokter memperlakukan pasienpasiennya, termasuk ahli-ahli filsafat, seperti budak belian saja ? Banyak sindiran dilontarkan kepada dokter. Kedokteran pernah digambarkan sebagai bentuk parasitisme, penipuan, atau bahkan pembunuhan yang di-legal-kan. Namun demikian, dalam setiap jaman dalam setiap kebudayaan, dokter tetap memperoleh status yang tinggi. Dan selama ini dokter selalu menghadapi perubahan-perubahan sikap masyarakat itu dengan tabah. Karena dari pengalamannya dia tahu bahwa orang yang paling sinis dan suka mengritik pun akan mengubah sikapnya bila dia sakit. Sampai kini belum ada persesuaian pendapat mengenai bagaimana hubungan dokter—pasien itu, atau bagaimana seharusnya hubungan itu. Beberapa pasien, dan sejumlah dokter, percaya bahwa seharusnya hubungan itu hubungan batin yang erat sekali, mendekati mistik. Sementara itu orang lain menganggap bahwa pelayanan teknis saja mencukupi. Cukup datang ke dokter, dokter memilihkan obat, pasien meminum obat, dan sembuh.
Minggu, 11 Oktober 2009
SCURVY(2)
• Muncul lepuhan kecil seperti warna darah dan seperti bisul warna kebiruan pada kulit kaki.
• Luka lama sembuh.
• Gusi mudah berdarah dan gigi mudah tanggal.
• Sendi sering sakit.
Hasil tes laboratorium biasanya tidak membantu diagnosis scurvy. Biasanya didapatkan:
• Serum ascorbic acid:
o Serum puasa dengan kadar ascorbic acid lebih dari 0.6 mg/dL menyingkirkan diagnosis scurvy.
o Serum ascorbic acid 0.2 mg/dL atau lebih dipikirkan masih dapat diterima.
o Kadar 0.10-0.19 mg/dL termasuk rendah.
o Kadar kurang dari 0.10 mg/dL artinya mengalami defisiensi deficient.
• Konsentrasi ascorbic acid dalam leukosit merupakan hitungan yang lebih akurat dari status vitamin C
o Kadar 0 mengindikasikan scurvy laten.
o Kadar lebih besar dari 15 mg/dL menunjukan nutrisional adekuat terhadap vitamin C.
o Kadar 8-15 mg/dL berarti rendah.
o Kadar 0-7 mg/dL berarti defisiensi
D. Pemeriksaan Radiologi yang diminta
Distal femur ( sisi medial )
Proximal & distal tibia & fibula .
Distal Radius & ulna.
Proximal humerus
Vertebra thorakalis
Sabtu, 10 Oktober 2009
SCURVY
Scurvy adalah gagalnya sintesis kolagen dan pembentukan osteoid karena kekurangan vitamin C. Secara anatomi, penyakit metabolik ini dapat mengenai tulang berongga misalnya tulang femur, tulang tibia, tulang humerus dan tulang vertebra.
B. Patofisiologi
Scurvy terjadi karena adanya penekanan aktivitas sel normal, seperti kemampuan untuk memelihara kestabilan jaringan, untuk bereproduksi dan memelihara material intrasellulair. Hal ini akan menekan pembentukan osteoblast, sementara absorbsi terus berlangsung, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pembentukan dan absorsi sehingga terjadilah osteoporosis.
Pada growth plate, proliferasi kartilago mengalami penurunan walaupun mineralisasi tidak terganggu, di daerah kalsifikasi tanpak melebar dan dense, juga terjadi perubahan di sekitar pusat penulangan epifisis sehingga memberikan gambaran seperti cincin tipis dengan peningkatan densitas. Invasi pembuluh darah pada daerah penulangan dengan penekanan aktifitas osteoblas, menyebabkan penurunan densitas pada daerah primer dan sekunder tulang berongga. Daerah kalsifikasi memanjang sampai garis metafisis karena peningkatan periosteal dan pembentukan garis spur. Periosteum mungkin meningkat karena sub periosteal hemorrage (karena peningkatan fragilitas kapiler). Semuanya ini menyebabkan perubahan yang nyata pada daerah endochondrial pertumbuhan tulang.
Kekurangan vitamin C berperan penting pada defek pembentukan matrik tulang, juga penting pada pembentukan hydroksiproline, yang merupakan kollagen penting. Kurang lebih 90% matrik tulang adalah collagen, dan kekurangan collagen akan menyebabkan efek yang berat pada pembentukan tulang.
Rabu, 23 September 2009
(3.5)
Terlepas dari semua filosofi diatas, yang paling essensial adalah tujuan akhir dari semua proses berpikir manusia adalah tercapainya kondisi yang paling baik untuk dokter dan pasienya sehingga terwujudlah kesehatan itu sendiri. Di Indonesia filsafat kesehatan yang dianjurkan oleh W.H.O. itu diterima pula dan dijadikan dasar dalam gerakan kesehatan rakyat di Indonesia. Filsafat yang diandjurkan oleh W.H.O. itu ialah, bahwa kesehatan itu adalah :
“a state of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity”(Suatu keadaan sempurna mengenai tubuh, rohani dan sosial, bukan saja tidak ada penjakit, uzur arau cacad).
Daftar pustaka.
1. Republished by Klinikmedis.com KEKUASAAN DOKTER DAN PERANAN SAKIT
2. Konrad Kebung, “ Dasar-Dasar Filsafat dan Logika “(ms), Ledalero, 2005, hlm. 32-33; diterjemahkan dari The Documents of Vatican II, ed. by Walter M. Abbott, SJ, ( Piscata-way, NJ: New Century Publishers, Inc., 1966), especially “Decree on Priestly Formation” , no. 15, hlm. 450).
3. IMAM DAN FILSAFAT:PERAN FILSAFAT DALAM SPIRITUALITAS DAN KARYA PASTORAL IMAM, Konrad Kebung
4. FILSAFAT DAN PERWUJUDAN DIRI,(Belajar Filsafat dan Berfilsafat), Konrad Kebung
5. Blog Just another WordPress.com weblog HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN PENGUASAAN DAN PENGEMBANGAN ILMU
6. Sejarah Promosi Kesehatan, Tim - PUSAT PROMOSI KESEHATANDepartemen Kesehatan Republik Indonesia
7. http://www.kesimpulan.co.cc/
8. Close Snap Shares for charity HAUZAH-Lintas Paradigma Paradogma * Blog SEKS DAN KESEHATAN: Perspektif Tasawuf dalam Bingkai Filsafat Nopember 26, 2007 at 10:11 am In khazanah 4 Comments Tags: kesehatan , seks *Oleh AHMAD GIBSON AL-BUSTOMIE*
Selasa, 22 September 2009
(3.4)
Unsur kedua moral, hak untuk mengendalikan dan memberi petunjuk berdasarkan etika profesi tersebut. Moral seorang dokter, yang dinyatakan dalam sumpah Hippocrates, muncul dari perhatiannya terhadap kepentingan pasien dan tindakannya yang sesuai dengan yang diharapkan darinya sebagai dokter. Menurut Paterson, apa yang dilakukan dokter itu secara sosial benar, dan secara individual baik. Ini sungguh kombinasi yang hebat, tak ada profesi lain yang menandinginya.
Unsur ketiga ialah karismatik, hak untuk mengendalikan dan memberi petunjuk yang berasal dari rahmat Tuhan. Unsur kekuasaan ini merefleksikan kesatuan semula antara agama dan kedokteran yang masih ada di banyak bagian dunia. Unsur karismatik ini penting karena profesi ini berkaitan dengan kemungkinan kematian, dan karena tidaklah mungkin menilai sepenuhnya pengetahuan seorang dokter. Terlalu banyak faktor yang tidak diketahui dan tak mungkin diketahui dalam penyakit sehingga tak mungkin kedokteran hanya bersandar pada kekuasaan sapiensial. Karena itu pula dokter sebenarnya masih memiliki sebagian dari perannya sebagai imam. Juga unsur karismatik inilah yang menyebabkan dokter tak perlu harus selalu rasional. Sesungguhnya, sampai batas tertentu dokter dibenarkan untuk bersikap.
Hidup dan mati itu tidak pasti, maka dokter sesuai untuk memiliki sifat ini juga. Rasionalitas dan konsistensi yang ekstrim hanya akan menimbulkan keraguan dalam benak pasien, karena ia tahu bahwa kedokteran berhadapan dengan suatu kekuatan yang misterius dan perkasa yang tidak selalu dapat diikuti akal manusia. Tapi tak seorang pun mengharapkan dokter berbuat kesalahan. Mereka berharapdokter telah sangat bijaksana dan orang sakit sangat menghormatinya. Tapi setelah sembuh mereka cepat melupakannya. Maka John Owen (1620) menulis : “God and the doctor, we alike adore, But only when in danger, not before, The danger o'er, both are alike requited, God is forgotten and the Doctor slighted”. (dr. E. Nugroho)
Senin, 21 September 2009
(3.3)
Orang Yunani kuno menggambarkan fungsi-fungsi itu sbb. :
Asklepios, dewa penyembuh, punya dua anak wanita, yaitu Panacea, dewi penyembuhan (kedokteran klinik), dan Hygeia, dewi kesehatan (kesehatan masyarakat atau kedokteran
pencegahan). Dewa itu, seperti kebanyakan ayah, ingin agar anak-anaknya bekerja sama, tapi nyatanya mereka lebih sering bersaingan daripada bekcrja sama. Bila Hygeia berhasil meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, lalu apa yang akan dilakukan Panacea ? Sebaliknya, bila Panacea menguasai alam pikiran masyarakat, siapa yang mau mendengar nasihat Hygeia ? "Kurangi makan, kurangi merokok, kurangi 'jajan' di luar, atau anda akan jatuh ke tangan saudaraku Panacea dan dokter-dokternya."
Di samping kedua dewi itu, orang Yunani mengenal ahli filsafat kedokteran yang mereka sebut Dogmatis. Mereka berpendapat bahwa kedokteran itu seharusnya suatu ilmu, seperti geometri misalnya. Ia harus bekerja dengan prinsip-prinsip yang diketahui atau ditentukan. Dogmatis meremehkan klinikus, atau Empirisi, yang mengobati orang sakit berdasarkan pengalaman mereka saja. Dan kini pun ahli-ahli ilmu kedokteran (medical scientists) masih ada yang memandang rendah klinikus, pengikut Panacea itu, yang mengobati orang sakit dari hari ke hari.
Ketiga aspek kedokteran itu —Panacea, Hygeia, dan Dogmatis— terkadang bekerja sama, kadang kala saling tak mempedulikan, dan kadang-kadang saling bertentangan; dan ini tak dapat tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat dari jaman dulu sampai kini.
Kalau direnungkan, sebenarnya semua itu adalah akibat dari dua kenyataan hidup yang sering tak kita perhatikan. Pertama, setiap saat kita dapat sakit, luka, dan dalam bahaya maut. Kedua, sejak 40.000 tahun yang lalu — lebih kurang 1500 generasi — seperti terbukti dari penemuan arkeologis di gua-gua di Irian, selalu ada tempat tersendiri dalam masyarakat (social niche) bagi orang yang sakit atau terluka. Tanpa social niche ini kedokteran tak akan berkembang. Social niche inilah alas dari ketiga fungsi kedokteran tersebut. Maka sungguh mengherankan bahwa ini jarang dibicarakan. Baru 27 tahun yang lalu. Talcott Parsons, sosiolog terkenal dari Harvard, untuk pertama kali mendefinisikan "peranan sakit" dalam masyarakat. Ada 4 aspeknya, yang kadang-kadang disebut postulat Parsons. Pertama, tergantung dari jenis dan beratnya penyakit, orang sakit dibebaskan dari sebagian atau seluruh kewajibannya sehari-hari. Kedua, orang sakit itu tak dapat menolak penyakit dan tak dapat sembuh dengan suatu kemauan atau keputusan si sakit. Ketiga, orang sakit diharapkan ingin sembuh secepatnya. Dan akhirnya, dia diharapkan mencari pertolongan yang sesuai, biasanya kepada dokter, dan bekerja sama dengan penolongnya dalam usaha mencapai kesembuhan.
Sabtu, 22 Agustus 2009
IV. FILSAFAT ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN(1)
Pertanyaan penting yang perlu diajukan adalah bagaimana menentukan batasan di mana keputusan medik perlu diamati dan dikontrol oleh hukum? Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional. Etika adalah salah satu kaidah yang mejaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat. Di satu sisi, profesi kedokteran perlu tetap dipertahankan sebagai profesi yang harus mengatur dirinya sendiri dan harus bebas untuk memutuskan tindakan yang dianggap benar. Namun di sisi lain dipertanyakan, mengapa harus profesi itu sendiri yang mengatur segalanya sebab membiarkan profesi ini menentukan sendiri hidup matinya seseorang misalnya, dapat menimbulkan ancaman terhadap hak azasi manusia. Sesuai pandangan ini maka hukum, meskipun tak selalu benar, paling tidak kehadirannya akan dapat dijadikan salah satu alat untuk mengontrol profesi kedokteran. Dengan adanya hukum kesehatan tidak berarti norma etik tidak diperlukan lagi. Meskipun karena singkatnya dan sifatnya yang sangat umum sehingga norma etik itu sendiri sebetulnya menghadapi berbagai problematika dalam pelaksanaannya (problem aplikasi, konsistensi dan bahkan moral), namun etika kedokteran tetap diperlukan kehadirannya. Hukum dan etika mempunyai kedudukan yang sama di dalam masyarakat. Keduanya sama-sama merupakan alat untuk menilai perilaku manusia, sama-sama membuahkan pernyataan-pernyataan tentang apa yang benar dan apa yang salah serta tentang mana yang dibolehkan dan mana yang dilarang.
Tetapi hukum dan etika berbeda dalam hal objek, otorita, tujuan dan sanksi. Objek hukum lebih menitikberatkan pada perbuatan lahir (uitwendig handelen) sedang etika lebih menitikberatkan pada perbuatan batin (inwendig handelen). Otorita hukum bersifat heteronom sedang etika bersifat otonom. Tujuan hukum adalah untuk kedamaian lahiriah sedangkan etika untuk kesempurnaan manusia, sehingga kadang-kadang hukum membolehkan apa yang dilarang oleh etika. Sanksi hukum bersifat paksaan sedang sanksi etika berupa pengucilan dari masyarakatnya. Dilihat dari perbedaan-perbedaan tersebut maka etika kedokteran tetap diperlukan untuk mendampingi hukum kedokteran. Bahkan etika kedokteran perlu terus dikembangkan dan dihayati oleh setiap dokter sebagai instrumen selfcontrol dan tidak hanya dijadikan bahan pemikiran yang bersifat teoritis belaka sebagaimana kecenderungannya pada akhir-akhir ini.
Kamis, 20 Agustus 2009
(4)
Ilmu bukanlah segalanya. Bagaimana hubungan keseluruhan antara ilmu dan masyarakat itulah yang pada akhir abad itu mengalami perubahan besar. Oleh sebab itu seorang penulis masalah-masalah etik dari Edinburgh pada tahun 1772 menganjurkan agar profesi kedokteran yang bebas itu hanya dipegang oleh laki-laki yang sangat sopan, terhormat serta memiliki pemikiran paternalistik. Pada abad 19, profesi kedokteran yang dikaitkan dengan perguruan tinggi menjadi hak istimewa kalangan menengah ke atas. Hasilnya para dokter cenderung merasa super terhadap pasiennya dan situasi seperti itu berlangsung sampai pertengahan abad 20. Kemudian terjadilah perubahan sosial yang sangat besar. Pintu pendidikan tertier dibuka lebar-lebar guna menambah pemikiran ilmiah serta ketrampilan teknik bagi profesi kedokteran. Departemen Kesehatan dibuka di mana-mana sehingga merubah peranan dokter dari pembagi belas kasih menjadi pelayan masyarakat. Sejajar dengan perubahan struktural pada profesi ini, terjadi pula kemajuan individualisme di dalam masyarakat. Penghargaan terhadap hak-hak azasi pun berkembang sangat cepat. Akibatnya, norma-nonna yang ada mulai dipertanyakan, termasuk norma-nonna yang berlaku pada saat itu. Banyak di antaranya yang berkaitan erat dengan praktek kedokteran mulai ditolak. Gambaran dunia kedokteran pada abad 20 amat dipengaruhi oleh kemajuan yang sangat pesat di bidang ilmu dan teknologi sehingga mengakibatkan dunia ini menjadi reseach oriented serta amat dipengaruhi oleh perubahan masyarakat yang semakin hedonis dan materialistik. Di sisi lain, hukum berkembang lebih lamban dibanding kemajuan kedokteran dan masyarakat. Oleh sebab itu jauh sebefum Undang-Undang Aborsi diberlakukan, 2% wanita Aberdeen telah melakukan pengguguran kandungan setiap tahunnya. Banyak respirator (alat pernafasan buatan) dilepas sebelum memperoleh kejelasan mengenai kedudukan hukumnya. Inseminasi buatan dan bayi tabung juga mulai dipraktekkan secara luas sebelum disusun undang-undang yang dapat mengatasi masalah-masalah hukum yang timbul. Mungkin para filosof merasa senang dengan keterlambatan itu sebab mereka memang tidak senang dengan semakin meningkatnya campur tangan terhadap aturan alami. Namun membiarkan para dokter bekerja dalam situasi yang secara hukum tidak pasti akan dapat menyebabkan polarisasi serta pandangan emosional.
Minggu, 02 Agustus 2009
(3)
Sabtu, 01 Agustus 2009
III. FILSAFAT DAN PROFESI KEDOKTERAN(2)
Selasa, 21 Juli 2009
II. FILSAFAT DAN KESEHATAN
Filsafat membahas pelbagai macam permasalahan manusia sehari-hari. Pada beberapa dasawarsa terakhir, para filsuf di dunia barat lebih memperhatikan sejarah filsafat dengan pelbagai peristilahan (seperti logika, semantika, analisis bahasa, dll). Filsafat eksistensialisme justru mulai membahas dan melihat masalah-masalah manusiawi yang dihadapi setiap makhluk rasional seperti perasaan cemas dan takut, ideal atau harapan, keterbatasan manusia, pilihan dan kebebasan, penderitaan dan kematian, dan lain sebagainya. Tak lepas dari pembahasan filsafat adalah hal-hal yang menyangkut kesehatan manusia diantaranya sehat, sakit, penyakit, penyembuhan, obat dan juga dokter. Pada dekade akhir ini yang menjadi pusat perhatian adalah tentang hukum-hukum dan etika dalam bidang kesehatan. Pemikiran para filsuf tentang masalah-masalah kesehatan ternyata sudah dimulai sejak jaman dulu dalam sejarah kepercayaan Yunani.
Orang Yunani percaya bahwa penyakit dapat dianggap sebagai campur tangan ilahi. Sebaliknya, para dewa dapat membuat orang kembali sehat jika mereka memberikan persembahan yang layak. Bahkan kini, ada banyak orang yang percaya bahwa beberapa penyakit merupakan hukuman Tuhan. Banyak pula orang yang percaya bahwa orang sakit dapat disembuhkan dengan bantuan dari kekuatan supranatural. Hippocrates (460-370 sebelum Masehi) menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya ini tersusun dari empat unsur dasar yaitu tanah, air, udara, dan api. Dengan sifat-ifat yang didukungnya yaitu kering, basah, dingin, dan panas, maka Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri manusia terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh manusia. Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dengan proporsi tertentu. Apabila cairan-cairan tersebut dalam proporsi yang selaras (normal) orangnya sehat, apabila proporsi tersebut terganggu maka orangnya menyimpang dari keadaan normal (sakit). Hippocrates dianggap sebagai peletak dasar pertama dalam pengembangan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan kesehatan. Berdasarkan dari pandangannya maka berkembanglah ilmu kedokteran. Aguste Comte (1798-1857) pernah berkata sebagai berikut: “You can know little of any idea until you know the history of that idea”
Senin, 20 Juli 2009
filsafat kedokteran
I. PENDAHULUAN
Salah satu sifat dasar manusia adalah selalu ingin mencari tahu tentang hal-hal baru yang belum diketahuinya. Setiap ada sesuatu yang menarik dan yang aneh atau masalah yang baru dalam fenomena kehidupan maka manusia selalu mencari jawaban atau penyelesaian. Selain itu manusia juga selalu berusaha untuk mencari hal-hal lain yang belum diketahui. Sebagai contoh adalah ketika orang merasa badanya panas maka yang akan dilakukan manusia adalah berusaha agar terhindar dari panas tersebut dengan cara berselimut atau minum yang hangat. Tetapi tidak hanya berhenti sampai disitu saja, dalam perkembangan selanjutnya berusaha untuk mencari tahu kenapa bisa terjadi badanya panas. Sampai akhirnya tahu bahwa ada sesuatu yang menyebabkan panas dan akhirnya bisa mencegah atau mengobati panas tersebut.
Perjalanan hidup manusia yang demikian itu dapat terjadi karena manusia mampu untuk berfikir dan memecahkan masalah dalam hidupnya. Melalui fenoma-fenomena yang terjadi manusia terus menerus berusaha dengan berfikir, menelaah, berimajinasi, berkreasi, inovvasi dan mengimplementasikan hasilnya kedalam kehidupan sehari-hari. Cara-cara yang ditempuh tersebut bisa dikatakan sebagai berfilsafat. Berfilsafat berarti manusia selalu harus berpikir, berdaya kreasi dan berusaha untuk selalu menemukan sesuatu yang baru.
Filsafat, menurut arti kata yang sebenarnya, adalah cinta akan kebijaksanaan, dan karena itu filsafat seharusnya lebih dilihat sebagai pandangan hidup: bagaimana seorang manusia memandang dunianya, berpikir dan memahami dunia dan lingkungannya, dan bagaimana ia menata hidupnya dalam dan bersama dengan dunianya.
Filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia. Kita tidak perlu mencari jauh-jauh apa kiranya yang menjadi inti filsafat. Ternyata tanpa kita sadari, kita telah berfilsafat. Setiap orang mampu melontarkan pertanyaan tentang hidup dan pengalamannya, dan senantiasa berusaha untuk menemukan jawaban atas pelbagai pertanyaan dan persoalan hidupnya. Dan karena setiap orang dapat bertanya dan memberikan jawaban, maka juga setiap orang dapat berfilsafat.
Filsafat tentu juga tidak bisa memberikan suatu jawaban absolut yang berlaku untuk semua orang dalam setiap lingkungan dan fase sejarah. Namun kenyataan bahwa filsafat masih sangat berguna dalam membantu memecahkan banyak masalah dalam kehidupan manusia. Ia tampil sebagai seorang dokter yang dapat mendiagnosis penyakit dan menunjukkan permasalahan serta memberikan terapi yang tepat untuk penyakit itu. Ada banyak pemikir berfilsafat dengan mendasarkan diri pada konteks sosial ekonomis (seperti Karl Marx dan Adam Smith), ada yang berfilsafat dalam konteks politis (Habermas, Chomsky), konteks pengetahuan dan ilmu pengetahuan (Bachelaard, Foucault, Kuhn, Feyerabend), konteks psikologis (Nietzsche, Buber, Freud), konteks seni, moral dan etika, dan lain sebagainya.
Jumat, 05 Juni 2009
tempat wisata purworejo
Rabu, 03 Juni 2009
my Village
Penduduk desa Pekutan kira-kra 2000 jiwa, dengan mata pencaharian sebagian besar mengolah ladang, sebagian kecil mengolah sawah dan sisanya sebagai pegawai negeri, buruh dan serabutan.
Satu hal yang cukup terkenal dari desa ini adalah pada beberapa tahun yang lalu sebagai penghasil buah jeruk yang cukup terkenal walaupun tidak berlangsung lama. Yang saya ingat yaitu pada tahun 80-an, desa ini bisa panen raya buah jeruk sampai-sampai Pak Lurah waktu itu membeli genset sebagai sumber pembangkit listrik untuk menerangi jalan-jalan desa dengan lampu neon- suatu hal yang sangat langka waktu itu- karena suksesnya panen jeruk, walaupun tidak bisa bertahan lama karena di tahun-tahun berikutnya tanaman jeruk warga Pekutan hancur akibat diserang hama jamur teras yang mungkin bahasa ilmiahnya virus citrun?.
Sedikit cerita masalah pertanian di desa Pekutan: Setelah hasil buah jeruk tidak menjanjikan, warga desa ini kembali menanam palawija seperti ketela, jagung, kacang tanah dan sayur-sayuran yang tentu saja nilai ekonominya jauh lebih rendah dari hasil tanaman jeruk. Akibatnya status ekonomi warga desa menurun drastis.
Namun tanaman palawija juga sempat membuat desa Pekutan terkenal sebagai penghasil ketela- yang tentu saja sebagian warga enggan mengingat-ingatnya karena terkenal karena ketela tidak bisa dibanggakan- hingga beberapa tahun.
Atas inisiatif beberapa petani, mereka mulai mencoba beralih ke menyemai bibit pohon jeruk, setelah jeruknya tidak bisa tumbuh karena terserang hama seperti di atas. "Walaupun pohon jeruk tidak bisa tumbuh barangkali bibitnya bisa tumbuh" barangkali pikir para petani begitu. Hasilnya benar-benar fantastis. Dalam selang beberapa tahun petani desa Pekutan berhasil menjadi sumber utama bibit pohon jeruk di wilayah Purworejo dan sekitarnya, bahkan sampai di kirim ke kota-kota besar seperti Medan, Lampung, Jambi, Jember, Banyuwangi dan Bali. Hasil buah jeruk yang dikirim ke kota-kota tersebut banyak yang di jual kembali ke Kabupaten Purworejo saat ini- cerita menyusul Insya Allah.
Saat ini para petani kembali menanam palawija seperti dulu. Mungkin itu memang jatahnya orang-orang Pekutan. Begitulah kira-kira masalah pertanian di desa Pekutan.
Kehidupan rohani warga desa ini cukup lumayan baik. Ada beberapa tempat-tempat pengajian yang mengajari anak-anak dan remaja belajar baca al-Qur'an, ilmu-ilmu fikih dan ilmu agama lainya. Di samping itu ada juga kelompok pengajian ibu-ibu baik siang maupun malan hari. Pengajian para bapak biasanya malam hari pada malam jumat dengan baca al-Qur'an surat yasin dan berjanji. Ada pula kelompok sholawatan dengan diiringi rebana dan bedug istilahnya terbangan.
Di desa ini sekarang berdiri sebuah pabrik rokok Sampoerna dimana beberapa tenaga kerja terutama yang perempuan bekerja. adanya pabrik tersebut sedikit meningkatkan perekonomian dengan datangnya banyak orang otomatis pendapatan warga sekitar juga bertambah, ada yang buka warung makan, penjual buah-buahan, es, kost-kostan, penjual pulsa dan tempat promosi dealer-dealer sepeda motor. tidak kalah pentingya adalahsebagai tempat nongkrong para pemuda, maklum 99% pekerja di Sampoerna perempuan usia 18-28 tahun.
Cuma sisi buruknya, katanya keamanan jalan mulai rawan, mulai dari kecelakaan lalu lintas pada saat jam-jam masuk dan bubar kerja, juga kasus pejambretan di jalan.
Ujung barat laut terdapat sebuah pondok pesantren Asshidiqiyah Poncol dengan sebuah SMK. Tiap sore anak-anak menimba ilmu agama di tempat ini dan selain dari warga sekitar, siswa-siswa SMK juga berasal dari daerah luar desa dan kecamatan.