Senin, 20 Juli 2009

filsafat kedokteran


FILSAFAT DALAM ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN

I. PENDAHULUAN
Salah satu sifat dasar manusia adalah selalu ingin mencari tahu tentang hal-hal baru yang belum diketahuinya. Setiap ada sesuatu yang menarik dan yang aneh atau masalah yang baru dalam fenomena kehidupan maka manusia selalu mencari jawaban atau penyelesaian. Selain itu manusia juga selalu berusaha untuk mencari hal-hal lain yang belum diketahui. Sebagai contoh adalah ketika orang merasa badanya panas maka yang akan dilakukan manusia adalah berusaha agar terhindar dari panas tersebut dengan cara berselimut atau minum yang hangat. Tetapi tidak hanya berhenti sampai disitu saja, dalam perkembangan selanjutnya berusaha untuk mencari tahu kenapa bisa terjadi badanya panas. Sampai akhirnya tahu bahwa ada sesuatu yang menyebabkan panas dan akhirnya bisa mencegah atau mengobati panas tersebut.
Perjalanan hidup manusia yang demikian itu dapat terjadi karena manusia mampu untuk berfikir dan memecahkan masalah dalam hidupnya. Melalui fenoma-fenomena yang terjadi manusia terus menerus berusaha dengan berfikir, menelaah, berimajinasi, berkreasi, inovvasi dan mengimplementasikan hasilnya kedalam kehidupan sehari-hari. Cara-cara yang ditempuh tersebut bisa dikatakan sebagai berfilsafat. Berfilsafat berarti manusia selalu harus berpikir, berdaya kreasi dan berusaha untuk selalu menemukan sesuatu yang baru.
Filsafat, menurut arti kata yang sebenarnya, adalah cinta akan kebijaksanaan, dan karena itu filsafat seharusnya lebih dilihat sebagai pandangan hidup: bagaimana seorang manusia memandang dunianya, berpikir dan memahami dunia dan lingkungannya, dan bagaimana ia menata hidupnya dalam dan bersama dengan dunianya.
Filsafat adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia. Kita tidak perlu mencari jauh-jauh apa kiranya yang menjadi inti filsafat. Ternyata tanpa kita sadari, kita telah berfilsafat. Setiap orang mampu melontarkan pertanyaan tentang hidup dan pengalamannya, dan senantiasa berusaha untuk menemukan jawaban atas pelbagai pertanyaan dan persoalan hidupnya. Dan karena setiap orang dapat bertanya dan memberikan jawaban, maka juga setiap orang dapat berfilsafat.
Filsafat tentu juga tidak bisa memberikan suatu jawaban absolut yang berlaku untuk semua orang dalam setiap lingkungan dan fase sejarah. Namun kenyataan bahwa filsafat masih sangat berguna dalam membantu memecahkan banyak masalah dalam kehidupan manusia. Ia tampil sebagai seorang dokter yang dapat mendiagnosis penyakit dan menunjukkan permasalahan serta memberikan terapi yang tepat untuk penyakit itu. Ada banyak pemikir berfilsafat dengan mendasarkan diri pada konteks sosial ekonomis (seperti Karl Marx dan Adam Smith), ada yang berfilsafat dalam konteks politis (Habermas, Chomsky), konteks pengetahuan dan ilmu pengetahuan (Bachelaard, Foucault, Kuhn, Feyerabend), konteks psikologis (Nietzsche, Buber, Freud), konteks seni, moral dan etika, dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar: