Senin, 21 September 2009

(3.3)

Beberapa perbedaan mengenai citra kedokteran itu berpangkal dari kompleksnya ilmu kedokteran itu sendiri. Sejak dua ribu lima ratus tahun yang lalu kedokteran mempunyai sedikitnya tiga aspek atau tiga fungsi yang berlainan dan kadang-kadang bertentangan. Tapi pada dasarnya fungsi-fungsi itu tidak antagonistik, bahkan harus saling mengisi. Namun kini, seperti dulu juga, yang harus terjadi tidak selalu terjadi.
Orang Yunani kuno menggambarkan fungsi-fungsi itu sbb. :
Asklepios, dewa penyembuh, punya dua anak wanita, yaitu Panacea, dewi penyembuhan (kedokteran klinik), dan Hygeia, dewi kesehatan (kesehatan masyarakat atau kedokteran
pencegahan). Dewa itu, seperti kebanyakan ayah, ingin agar anak-anaknya bekerja sama, tapi nyatanya mereka lebih sering bersaingan daripada bekcrja sama. Bila Hygeia berhasil meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit, lalu apa yang akan dilakukan Panacea ? Sebaliknya, bila Panacea menguasai alam pikiran masyarakat, siapa yang mau mendengar nasihat Hygeia ? "Kurangi makan, kurangi merokok, kurangi 'jajan' di luar, atau anda akan jatuh ke tangan saudaraku Panacea dan dokter-dokternya."
Di samping kedua dewi itu, orang Yunani mengenal ahli filsafat kedokteran yang mereka sebut Dogmatis. Mereka berpendapat bahwa kedokteran itu seharusnya suatu ilmu, seperti geometri misalnya. Ia harus bekerja dengan prinsip-prinsip yang diketahui atau ditentukan. Dogmatis meremehkan klinikus, atau Empirisi, yang mengobati orang sakit berdasarkan pengalaman mereka saja. Dan kini pun ahli-ahli ilmu kedokteran (medical scientists) masih ada yang memandang rendah klinikus, pengikut Panacea itu, yang mengobati orang sakit dari hari ke hari.
Ketiga aspek kedokteran itu —Panacea, Hygeia, dan Dogmatis— terkadang bekerja sama, kadang kala saling tak mempedulikan, dan kadang-kadang saling bertentangan; dan ini tak dapat tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat dari jaman dulu sampai kini.
Kalau direnungkan, sebenarnya semua itu adalah akibat dari dua kenyataan hidup yang sering tak kita perhatikan. Pertama, setiap saat kita dapat sakit, luka, dan dalam bahaya maut. Kedua, sejak 40.000 tahun yang lalu — lebih kurang 1500 generasi — seperti terbukti dari penemuan arkeologis di gua-gua di Irian, selalu ada tempat tersendiri dalam masyarakat (social niche) bagi orang yang sakit atau terluka. Tanpa social niche ini kedokteran tak akan berkembang. Social niche inilah alas dari ketiga fungsi kedokteran tersebut. Maka sungguh mengherankan bahwa ini jarang dibicarakan. Baru 27 tahun yang lalu. Talcott Parsons, sosiolog terkenal dari Harvard, untuk pertama kali mendefinisikan "peranan sakit" dalam masyarakat. Ada 4 aspeknya, yang kadang-kadang disebut postulat Parsons. Pertama, tergantung dari jenis dan beratnya penyakit, orang sakit dibebaskan dari sebagian atau seluruh kewajibannya sehari-hari. Kedua, orang sakit itu tak dapat menolak penyakit dan tak dapat sembuh dengan suatu kemauan atau keputusan si sakit. Ketiga, orang sakit diharapkan ingin sembuh secepatnya. Dan akhirnya, dia diharapkan mencari pertolongan yang sesuai, biasanya kepada dokter, dan bekerja sama dengan penolongnya dalam usaha mencapai kesembuhan.

Tidak ada komentar: