Minggu, 02 Agustus 2009

(3)

Era selanjutnya adalah era di mana ilmu kedokteran mengalami sekularisasi, yaitu sesudah ilmu kedokteran dibawa dari Mesir dan Babylonia ke Yunani, 500 tahun sebelum Masehi. Di negeri ini pengaruh kuat pendeta mulai meluntur dan kemudian ilmu kedokteran diambil alih oleh para filosof. Melalui proses pemikiran logis, pengamatan dan deduksi maka para filosof berhasil merubah praktek kedokteran yang berbau rnistik itu menjadi lebih rasional. Sekolah kedokteran dibangun, kode intraprofesional disusun dan konsep baru mengenai pengobatan juga dibuat. Pasien pun tak perlu lagi datang ke rumah peribadatan untuk berobat, melainkan dokter yang harus datang ke rumah pasiennya. Salah satu filosof Yunani yang telah berhasil meletakkan landasan bagi sumpah dokter serta etika kedokteran sehingga kemudian diakui sebagai bapak ilmu kedokteran moderen adalah Hippocrates. Dia menuntut para muridnya untuk mengucapkan sumpah sebagai berikut: “Saya akan mengikuti sistem atau aturan yang, menurut kemampuan dan penilaian saya, saya anggap bermanfaat bagi pasien saya, dan menghindar dari apa pun yang merusak dan mengganggu. Saya tidak akan memberikan obat yang dapat mematikan kepada siapa saja meskipun diminta atau menyarankan nasihat semacam itu, dan dengan cara yang sama saya tidak akan memberi seorang wanita sarana untuk melakukan pengguguran kandungan. Setiap kali saya diminta mendatangi sebuah rumah, saya akan datang demi kebaikan si sakit dan akan menjauhkan diri dari tindakan jahat dan keji, dan lebih jauh, dari rayuan kaum wanita atau pria, baik mereka orang merdeka maupun budak. Apa pun, dalam kaitan dengan praktik profesional saya, yang saya I ihat atau dengar mengenai sesuatu yang tidak boleh diungkapkan sembarangan, saya akan tetap merahasiakannya. Selama saya tetap mematuhi sumpah ini, semoga saya diperkenankan untuk menikmati hidup dan mempraktikkan ilmu ini, dihormati oleh semua manusia di sepanjang zaman, namun seandainya saya melanggar sumpah ini, semoga nasib sebaliknyalah yang menimpa saya” Ada beberapa buah pikiran penting dari Hippocrates yang perlu diketengahkan di sini. Pertama, adanya pemikiran untuk melindungi masyarakat dari penipuan dan praktek kedokteran yang bersifat coba-coba. Kedua, adanya keharusan dokter untuk berusaha semaksimal mungkin bagi kesembuhan pasien serta adanya larangan untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikannya. Ketiga, adanya penghormatan terhadap makhluk insani melalui pelarangan terhadap euthanasia dan aborsi. Keempat, menekankan hubungan terapetik sebagai hubungan di mana dokter dilarang mengambil keuntungan. Terakhir, dengan adanya keharusan memegang teguh rahasia kedokteran bagi setiap dokter maka Hippocrates telah berhasil pula meletakkan landasan bagi hubungan yang bersifat konfidensial.

Tidak ada komentar: